Sabtu, 17 Maret 2012

KEBIJAKAN EDUCATION FOR ALL (EFA) DAN PEKERJA ANAK

        
konsep kebijakan education for all bagi pekerja anak

Pengertian EFA
Menurut Renstra Depdiknas (2010-2014) mengungkapkan bahwa Paradigma Education For All (Pendidikan Untuk Semua) merupakan upaya pemenuhan akan kebutuhan pendidikan sebagai hak asasi manusia minimal pada tingkat pendidikan dasar. Pemenuhan atas hak untuk mendapatkan pendidikan dasar yang bermutu merupakan ukuran keadilan dan pemerataan atas hasil pembangunan dan sekaligus menjadi investasi sumber daya manusia yang diperlukan untuk mendukung pembangunan bangsa.
Gagasan EFA muncul pada tahun 1990 pada Konfrensi Dunia tentang Pendidikan untuk Semua. Dalam upaya memenuhi kebutuhan pendidikan dasar bagi semua (anak-remaja dan dewasa) perlu adanya koalisi berbagai pihak :
“Education for All (EFA) is an international initiative first launched in Jomtien, Thailand, in 1990 to bring the benefits of education to “every citizen in every society. The Education for All movement took off at the World Conference on Education for All in 1990. Since then, governments, non-governmental organizations, civil society, bilateral and multilateral donor agencies and the media have taken up the cause of providing basic education for all children, youth and adults”. (dikutip dari http://web.worldbank.org diakses pada 9 Maret 2011 pukul 11.00 WIB).
(EFA adalah sebuah inisiatif internasional yang diluncurkan di Jomtien, Thailand, pada tahun 1990 untuk membawa manfaat dari pendidikan kepada setiap warga di setiap negara. Gagasan tentang EFA muncul didalam konferensi Dunia tentang Pendidikan untuk Semua tahun 1990. Sejak saat itu, pemerintah, LSM, masyarakat, multilateral dan bilateral lembaga bantuan dan media telah menyetujui untuk memberikan pendidikan dasar untuk semua anak, remaja dan dewasa)
Berdasarkan Artikel Ikwuyatum (2010:2) mengungkapkan bahwa salah satu alasan yang mendasari negara-negara di dunia untuk berkomitmen mewujudkan Education For All adalah semakin meningkatnya angka pekerja anak yang kehilangan pendidikan dan masa depan.
“The Education for All movement is a global charge to provide quality basic education for all children, youths and adults. The movement was launched at the world Conference on Education for All in 1990, where representatives of the international community accepted to universalize primary education and massively reduce illiteracy level by the end of the decade.  The global commitment of  emerged as a reaction to the increasing rate of child labour, child trafficking, child exploitation and child related abuses that deprive children of basic education,and an insured future”. 
(Pendidikan Untuk Semua adalah gerakan dunia untuk menyediakan pendidikan dasar yang berkualitas untuk semua anak, remaja, dan juga dewasa. Gerakan tersebut muncul pada Konferensi Dunia Pendidikan Untuk Semua tahun 1990, dimana perwakilan dari komunitas internasional bersedia memberikan pendidikan dasar dan mengurangi tingkat buta huruf secara besar-besaran. Komitmen dunia tersebut muncul sebagai reaksi meningkatnya angka pekerja anak, perdagangan anak, eksploitasi anak dan kekerasan anak yang kehilangan pendidikan dan jaminan masa depan)

Oleh karena itu, pemeritah sebagai negara yang menjamin hak untuk pendidikan dasar harus berupaya untuk membuka program pendidikan untuk semua yang diselenggarakan secara gratis pada jalur pendidikan formal, informal, dan non formal dengan sistem pendidikan terbuka agar dapat menjangkau pekerja anak yang berdomisili di tempat terpencil serta mereka yang mempunyai kendala ekonomi dan sosial. Dengan cara tersebut, pekerja anak masih terbuka jalan untuk memperoleh pelayanan pendidikan dan mendapatkan kembali masa depan mereka.
Tujuan EFA
Education For All bertujuan untuk memenuhi hak pendidikan dasar setiap anak, remaja maupun dewasa. Dalam Penyelenggaraan Education For All,  hendaknya pendidikan yang diberikan harus fleksibel dan disesuaikan dengan kebutuhan orang yang mempelajarinya, seperti yang tertera dalam kutipan berikut ini :  
“Their intention was that children, youth and adults would "benefit from educational opportunities designed to meet their basic learning needs". The World Declaration on Education for All thus defined a bold new direction in education. The Declaration rang the death-knell of rigid, prescriptive education systems and ushered in an era where flexibility could thrive. From now on, education would be tailor-made, adapted to the needs, culture and circumstances of learners”. (http://www.unesco.org/education/efa/ed_for_all diakses pada 11 Maret 2011 pukul 16.00 WIB).
(Tujuan Pendidikan Untuk Semua adalah agar anak-anak,  remaja, dan dewasa harus mendapatkan kesempatan pendidikan yang disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan dasar  pendidikan mereka. Deklarasi Dunia Pendidikan Untuk Semua kemudian menentukan sebuah petunjuk baru dalam pendidikan. Salah satu bunyi deklarasi Pendidikan Untuk Semua adalah menghilangkan kekakuan, memberikan pedoman tentang sistem pendidikan dan memberikan pendidikan secara fleksibel. Maka dari itu, pendidikan akan dibuat, diadaptasi berdasarkan kebutuhan, budaya dan kondisi orang yang akan mempelajari)

Berdasarkan UNESCO (2007:11), terdapat 6 tujuan dari kebijakan Education For All yaitu:
1.    Expand early childhood care and education (memperluas dan meningkatkan perawatan anak usia dini yang komprehensif dan pendidikan)
2.    Provide free and compulsory primary education for all (memberikan pendidikan dasar kepada semua secara gratis)
3.    Promote learning and life skills for young people and adults (menawarkan pendidikan dan ketrampilan hidup bagi anak muda dan dewasa)
4.    Increase adult literacy by 50 per cent, especially for women (mencapai 50% peningkatan dalam keaksaraan orang dewasa, khususnya bagi perempuan)
5.    Achieve gender parity by 2005 and gender equality by 2015 (menghilangkan perbedaan gender, dan mencapai kesetaraan gender dalam pendidikan sampai tahun 2015)
6.    Improve the quality of education (meningkatkan semua aspek kualitas pendidikan)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar